Israel memanggil seorang anak lelaki Palestina berusia empat tahun dari lingkungan Yerusalem Timur, Issawiya untuk diinterogasi, Selasa (31/7/).
Muhammad Rabi Elayyan dipanggil oleh petugas polisi Israel dari rumahnya di Issawiya yang berada di antara Universitas Ibrani Yerusalem dan Tembok Pemisah. Ia dibawa ke kantor polisi tidak jauh dari Gerbang Damaskus Kota Tua.
Setelah panggilan itu, Muhammad diantar ke kantor polisi ayahnya, Rabi.
Pusat Informasi Wadi Hilweh—sebuah LSM yang berbasis di Yerusalem—memposting sebuah video yang menunjukkan Muhammad menangis ketika ia dibawa ke kantor polisi.
Sejumlah orang Palestina dari Issawiya juga terlihat mengelilingi ayah dan anak itu, memberi tahu bocah itu agar tidak takut.
Polisi Israel mengklaim bahwa Muhammad melemparkan batu ke arah kendaraan polisi, yang dijadikan alasan mereka untuk mengirim surat panggilan kepadanya.
Namun, ayah bocah itu, membantah tuduhan-tuduhan polisi Israel, dengan mengatakan bahwa putranya bermain di jalan dengan anak-anak lain yang berlari ke arah pasukan Israel yang ditempatkan di lingkungan mereka.
“Saya berkata kepada anak saya Muhammad, ‘Saya akan mengajak kamu ke kolam renang. Saya tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi. Kami terkejut ketika tentara ditempatkan di depan kantor polisi di Jalan Salah Eddin,” kata Rabi kepada kantor berita Palestina Ma'an mengutip Middle East Monitor, Rabu (31/7/2019).
Ketika pasangan ayah-anak itu tiba di kantor polisi, seorang perwira polisi Israel menolak untuk menginterogasi Muhammad. Ia hanya membawa ayahnya untuk diinterogasi.
Petugas itu dilaporkan memberi tahu Rabi bahwa jika dia tidak menghentikan putranya untuk melempar batu, mereka akan mengambil Muhammad darinya.
Hukum militer Israel menganggap anak-anak berusia 12 tahun bisa ditahan jika bersalah, tetapi tidak mengizinkan penangkapan anak di bawah umur di bawah usia ini. Oleh karenanya interogasi terhadap Muhammad adalah ilegal menurut hukum Israel.
Issawiya telah menjadi sasaran penumpasan parah sejak pertengahan Juni, ketika pasukan Israel mulai melakukan serangan harian dan pelecehan sistematis terhadap penduduk tetangga, seolah-olah menanggapi pelemparan batu oleh pemuda setempat.
Sumber: okezone.com