Empat belas abad sudah berlalu, ketika kisah lagendaris sejati ini tertoreh dalam lembar sejarah dunia.
Sang Legend, tak lain adalah Thoriq bin Ziyad. Jenderal perang Islam itu mendaratkan 7000 pasukannya setelah melintasi Selat Gibraltar, di Andalusia, Spanyol. Selat yang memisahkan Benua Afrika dan Benua Eropa.
Tepatnya tanggal 29 April 711 M, sang Legend bersama pasukannya mendarat di Pantai Gibraltar (diambil dari nama Jabal Thoriq). Di hadapannya sang Legend memandangi perbukitan Gibraltar, yang segera ia akan tembus bersama pasukannya masuk ke Andalusia.
Misi pasukan Panglima Thoriq bin Ziyad adalah menundukkan imperium bangsa Ghotic yang terkenal lalim pada rakyatnya. Rajanya bernama Roderick. Sang Legend memandang sejenak pada pasukannya. Tak kelihatan bekas-bekas kelelahan walaupun usai melintasi jalur samudera yang amat panjang.
Dengan gagah sang Hero berdiri tegak di hadapan pasukannya. Ba'da tahmid dan sholawat, ia mulai bersuara lantang.
Inilah diantara penggalan Taujih Jihad sang Legend:
"Wahai sekalian pasukan muslimin. Tak ada lagi jalan bagi kita untuk keluar dari sini. Di belakang kita laut terbentang, sedang di hadapan kita musuh sudah menyiapkan lengkap senjatanya. Logistik mereka juga besar. Sedang yang kita miliki hanya pedang dan sisa-sisa logistik yang berhasil kita rebut dari berbagai medan pertempuran.
Tak ada lagi tempat perlindungan, kecuali pedang-pedang yang ada di tangan kalian. Ketahuilah keadaan kalian saat ini lebih buruk dari yatim di lingkungan yang paling hina.
Maka yang kini tinggal pada kita hanyalah kejujuran (niat jihad karena Allah-pen), dan kesabaran (berjuang hingga menang-pen).
Tidaklah aku perintahkan kalian untuk menyerahkan nyawa, kecuali akulah yang memulainya lebih dahulu.
Kita tidak pernah kekurangan pemimpin. Jika aku gugur sebelum berhadapan dengan Thogut itu (Raja Roderick), cepat tunjuk penggantiku yang harus menuntaskan misi pemenangan ini."
Hanya singkat orasi jihad sang Legend. Setelah itu ia perintahkan pasukannya untuk membakar seluruh kapal perang mereka.
Terperanjat dan terhentak mungkin para pasukan mendengar instruksi gila Sang Qiyadah. Tapi keguncangan itu tak lama. Taujih jihad yang bernas sang Legend, dan tonggak ketsiqohan Jundi pada qiyadahnya, semakin kokoh berdiri. Memupus semua rasa takut dan pesimistik yang semula menggelayuti hati mereka.
Sejarah pun mencatat kemenangan amat gemilang pasukan Sang Legend. Sejarawan mencatat, tak kurang 100.000 tentara Ghotic porak poranda. Raja Roderick terbunuh dan Andalusia berhasil mereka bebaskan. Kelak misi jihad pembebasan wilayah Eropa selanjutnya ditorehkan sang Legend dengan amat gemilang. Andalusia yang meliputi Spanyol hingga Portugal menjadi pusat peradaban dan ilmu bagi seluruh dunia. Dan dibawah naungan kekhalifahan Islam kota itu menjadi kota Mercusuar internasional yang sangat maju dan terkenal.
Sejatinya, kata kunci kegemilangan jihad sang Legend bersama pasukannya cukup sederhana.
Ada sepenggal tsiqoh dan taat para jundi pada sang Qiyadah, yang tetap terjaga. Itulah inner power yg tak pernah pupus dalam jiwa para prajurit setia..!
Wallahu a'lam.
Al-Faqir
Sumber:http://www.persmuslim.net/2019/03/sepenggal-episod-tsiqoh-jundi-muthiah.html?m=1
Berbagi itu Indah